yang masih

yang masih


meninggi
menghablur titik embun dini hari
pada bongkah rasa nan tersendat
tanpa pelana membaca kidung megatruh
mengusung asap dupa
merentang jarak

hadirmu
memampatkan gerimis sepenuh pelataran
ketika teratai pertama mekar
mengisi kekosongan kolam
memberi singgasana tertinggi
pada perhentian ‘aku’

lalu
siang-malam berganti
pagi dan senja pun mewarnai
dalam pesta warna-warna sahaja
kupu-kupu, kunang-kunang,
cicit prenjak, nyanyian jankrik,
matahari dan rembulan
adalah teman bermain
tak jarang menghias rambut dan pipi
dengan bayang merah dan biru merona
‘aku’ pun sering tersipu
bersembunyi malu-malu

masih
bongkah rasa itu menunggui teratai di bibir kolam
sementara
hadirmu
kemana angin telah membawa
cinta terpuja kepada sang perkasa
pada sebuah prosesi



dd : mn 0209

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

balada kampung kaki