urban

urban


jalan terbius warna semu senja
seorang perempuan menenteng sekaleng gamang
di pinggangnya luka seukuran telapak menganga
hadiah dari sang batu yang harus naik ke pinggir jalan
masih berjalan
ditopang semangat yang tinggal segenggam
menanya setiap lalang
tentang anak lelakinya yang pergi musim kemarin
setelah menjual sepetak sawah dan dua ekor kambing

‘emak, aku berangkat subuh nanti!’

emak-anak pun terbuai mimpi masing-masing

tolong, tuan
aku hanya ingin pulang
mesti hanya tinggal gubug tua
dan tanah makam

setubuh kaku dengan tattoo sepenuh badan
menyambut dingin di dipan usang
tiga lubang menggenang darah di dada
perempuan itu tak lagi keluar air mata
kaku tepat di tengah pintu
anak semata tiada

mulut-mulut itu terkunci
dengan hati dan pikiran tak tentu
menyiapkan dua lubang
di samping sang pendahulu

selesailah cerita dua generasi :
pupus


dd: mn 1208

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

balada kampung kaki