episode tuhan tak tergambar
episode tuhan tak tergambar
berat langkah kaki terseret
melintasi kebun, pekarangan, belantara, padang, tanah kering berbatu
terjal tebing, jurang curam
tangga langit, undak
berhenti di pintu pelataranmu
sejenak mengatur nafas
aku datang, sayang
pada batang kayu, pada bongkah batu
pada lumpur becek, pada kelokan jalan
pada ranum sore, pada ambang pagi
pada matahari, pada gelap malam
pada tubuh-tubuh perawan
pada senyum bocah-bocah
pada tongkat renta
pada pancuran air
namamu menggurat
wajahmu tak sanggup kulukis
kulihat hangat pembaringan dari jendela terbuka
secangkir kopi masih mengepul uap
tersaji di meja
aku datang, sayang
kau bukakankah pintu
atau aku akan tetap lalu
sementara telingaku inginkan bisikmu
melena
dd: mn 140409
berat langkah kaki terseret
melintasi kebun, pekarangan, belantara, padang, tanah kering berbatu
terjal tebing, jurang curam
tangga langit, undak
berhenti di pintu pelataranmu
sejenak mengatur nafas
aku datang, sayang
pada batang kayu, pada bongkah batu
pada lumpur becek, pada kelokan jalan
pada ranum sore, pada ambang pagi
pada matahari, pada gelap malam
pada tubuh-tubuh perawan
pada senyum bocah-bocah
pada tongkat renta
pada pancuran air
namamu menggurat
wajahmu tak sanggup kulukis
kulihat hangat pembaringan dari jendela terbuka
secangkir kopi masih mengepul uap
tersaji di meja
aku datang, sayang
kau bukakankah pintu
atau aku akan tetap lalu
sementara telingaku inginkan bisikmu
melena
dd: mn 140409
Komentar