hujan satu ketika

hujan satu ketika


mungkin tak akan pernah ada lagi
bilah-bilah menghubung ruang diam
pada waktu tak berujung
sebab
aroma tanah telah sirna bersama jasad rapuh
sementara sepasang mata mati cahaya

mungkin hanya nama tersisa
pada retak gading sejarah
dengan jelaga dan pena tumpul
setelah kemarau merenggut pupus tersisa

tak ada lagi asap rokok melukis wajahmu
tak ada lagi secangkir kopi manis mengecap senyummu
tak ada lagi salam di gemerlap embun pagi

hujan ini
hanya cukup untuk membersihkan daki di kaki
sementara tangan dan wajah
masih penuh bercak darahmu
dan sepucuk belati masih erat kugenggam

mn, dd 050909

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

balada kampung kaki

puisi si buta