perjalanan kosong

perjalanan kosong


Malam merambah penjuru, meninggalkan sejumput rasa di sudut pelataran pemahaman. Entah mengapa angin pun mati gerak. Seolah paham benar akan keberadaan yang tak pernah terselesaikan.
Aku datang dari utara. Ketika aku tiba di sini, aku hanya melihat tonggak-tonggak pohon tanpa batang dan dahan. Bahkan, ranting-rantingnya pun mungin telah lama meninggalkan dirinya. Aku pun menanyakan pada diriku sendiri : ”Untuk apa aku datang jauh-jauh ke selatan, kalau di sini aku tak menemukan dunia yang aku cari?”
Perlahan, setelah lama aku merenungi semua yang telah tertangkap mata dan terekam oleh memoriku yang sebenarnya tak cukup pintar untuk memahami pengetahuan yang disajikan alam, aku baru menyadari, bahwa perjalananku kali ini adalah perjalanan yang tak aku kehendaki. Perjalanan ini sepembawa mata-kaki. Mata-hatiku hanya menjadi pengawal dan bersaksi atas setiap jengkal tanah yang aku pijak. Bekalku hanyalah udara sepenuh ruang paru.
Kemudian ketika langit bersaksi atas segala titah yang tak pernah mau menerima kenyataan yang sedang diperjuangkan, masihkan kemerdekaan diri mampu menerangkan kesungguhan yang selalu dipertanyakan?
Bukan hanya kegamangan yang kemudian menjelma menjadi mimpi-mimpi panjang ketika peradaban berlari tak terpahami. Rasa bersalah dan ketiadaan arti malah menjadi duri yang selalu mengganggu perjalanan. Perkelahian antara benar-salah menguras tenaga dan waktu tersedia.
Angin masih mati gerak. Sebuah pelataran kering diam. Perjalanan berhenti pada ruang kosong tanpa meninggalkan catatan apa pun.

dd : mn jun09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

puisi si buta

balada kampung kaki