cinta, suatu ketika

cinta, suatu ketika


kabut tipis mengambang di atas stupa pura
memaksa pelangi menunduk lebih dalam
seolah kau turun
ahh............................
setelah sekian rentang waktu
tatah kesetiaan masih saja kau pahat
pada selip kamboja di ujung jari menangkup
dan keyakinan itu memancar bening cemerlang
jelas mengalir dari bulir beras kuning
yang menempel di kening
tepat diantara dua alis

aku masih di sini, sayang
menunggu waktu lahir
dimana kita akan dipertemukan kembali
sebelum keabadian mengikat kita
pada taman lokasari :
katamu selalu pada jumpa

tapi, sayang
kau tahu garis ini adalah jalan yang harus kita lalui
kemana pun kita membawa hidup
kesinilah kita akan dipertemukan
dan tahukah kau
rasa bangga itu menyiksaku
lalu apa yang bisa aku lakukan
karena dia pun bisa jadi adalah kelahiranmu kembali :
hanya erat gengam dan hangat air di pipi
menyatukan puncak kebersamaan

perlahan kabut mulai mendaki
hingga nampak garis-garis sinar menembus tubuhmu
memendar kemudian ketika kepak sayap merpati putih meninggi
ahh................................
sudah, sayang
kita doakan bersama semoga dia bahagia dengan keyakinannya
dan apa yang kita miliki sekarang adalah takdir kita :
bisik lembut perempuan di samping sadarkanku
bersamaan percik air suci jatuh di ubun-ubun
kami pun melangkah pulang


dd : madiun Nop08

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

puisi si buta

balada kampung kaki