larung

larung


(sore mengetuk pintu malam
cemara masih mendesis
pasir putih terdiam)

sayang,
sore ini aku akan hantar kau untuk terakhir kali
setelah prosesi-prosesi kita lalui
tak usahlah kau derai air mata
seperti peluk yang tak akan ada lagi di antara kita
lambai jiwa dan gumam doa cukuplah

(malam membuka pintu sepenuh hati
cemara masih berdesis
pasir putih tetap terdiam)

sayang,
aku masih di sini
menjaga setiap gerak
sampai butir terakhir larungmu
sirna

(aku pun melangkah pulang
menggandeng jiwamu
dalam bait-bait puisi)


dd : mn 1108

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

puisi si buta

balada kampung kaki