dan hujan pun tak lagi hijau

dan hujan pun tak lagi hijau


maka
angin pun menghentikan langkahnya
tak ada lagi sapa mengisi kekosongan
gemuruh hujan menerlantarkan sepotong kertas
pada rindu sepi

perempuan itu
merajut serpih kenang kusam
menatahkan pada dinding sunyi
sebuah penantian
secarik mata sayu dan hati hijau
terpisah kegamangan angan

langit pun mendung
dan ajakan hujan yang pura-pura melahirkan kebencian
pada undakan yang tak sampai ujung

dan
perempuan hati hijau itu
mengangkangi hari
menantang hujan yang sungguh-sungguh
bersekutu
membunuh tatap sayu
ketika pena tak lagi tuliskan sajak
pada selembar kertas


dd : madiun 1108

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

puisi si buta

balada kampung kaki