megatruh edelweis

megatruh edelweis


malam baru saja beringsut
mengantarkan sepasang kaki menapak tanah mendaki
mencari kesendirian yang mungkin masih berarti
ketika rindu menyesak dada
dan gelayut keterasingan menghimpit

kekasih,
dalam sepi pagi yang baru merekah
ketika embun-embun menggantung di ujung daun
bening kualunkan doa
dengan segenggam edelweis di tangan
tetang sebuah jalan berpagar bunga
ada kali jernih dengan jembatan kecil di atasnya
hingga ikan-ikan terlihat riang berenang
serta sawah hijau yang luas
dan randu-randu yang telah selesai merontokkan daun
dengan bunga menggantung di tiap rantingnya
dan burung kecil penghisap madu melonjat-lonjat
mencari kuncup yang baru merekah

kekasih,
bila esuk pagi suaraku tak lagi membangunkanmu
biarlah aku di sini
dalam kesahajaan bunga abadi
dengan kabut dan embun mengisi hari,
bukankah ruang kosong itu
tak cukup pantas untuk kau diami?
terimalah segengam edelweis ini
sebagai pengakuan:
setidaknya aku pernah ada!


dd : madiun Nop08


persembahan kepada mereka
yang telah mendermakan hidup untuk sesama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

puisi si buta

balada kampung kaki