untitled
untitled (meredam rindu untuk luh) sungguh, aku tak sanggup lagi menahan beban ini luka diri bersama sejumput cinta yang kau wariskan berapa kali lagi aku harus menahan perih : ayah, apakah bunda damai di sana? apakah bunda benar-benar menunggu kita? ayah, mengapa isak selalu menjadi jawabanmu? sabarlah, nak karena dia memang ibumu dan kasihnya tak tergantikan tunggulah, nak kita pasti temukan jalan menjumpa ibumu (gandeng sajalah tangan ayah, kita seberangi bersama telaga ini di sanalah rumah ibumu) dd : madiun, sept08