renungan
renungan (1)
ketika alam menjadi penguasa
dan semua harus bersahaja
salahkah jika sang elang memangsa si pipit
ketika hati kehilangan mata
dan culas-curiga meraja
salahkah jika nalar berkata tidak
ketika kaidah kematian kata-kata
dan human being tinggal wacana
haruskah
mata menjadi buta
telinga menjadi tuli
dan mulut menjadi bisu
haruskah pengetahuan dikebiri
ketika agama dan dogma tinggal ritual
kemanakah akhir dari pelarian berhenti
(apa) yang masih bisa dipercaya
kalau hitam putih tak lagi berbeda
(sunguh pengetahuan masih diperlukan
agar rahasia-rahasia tetap terbuka dan terjaga)
dd : madiun, sept08
renungan (2)
ketika perbuatan harus ditimbang
dan pertanggungjawaban harus diperhitungkan
masihkah manusia menjadi makhluk yang berpikir
ketika kalimat-kalimat bijak dibaca terbalik
saat pemaafan dan pemanfaatan menjadi polemik
masihkah nurani mendapatkan kesempatan menyampaikan kebenaran
ketika ketulusan tak terbaca lagi
dan untung-rugi menjadi berhala
masihkah ada kesahajaan yang dipuja
ketika segala berkata atas nama ‘aku’
masihkan diperlukan ajaran-ajaran suci
lantas kemana arah hidup tertuju
(apa) yang pantas menjadi panutan
kalau jalan lurus pun terbias
(sungguh pemahaman masih sangat penting
agar keyakinan tak slah tempat)
dd : madiun, sept08
renungan (3)
opo kan kathon iku amung tondho
mulo sak begjo-begjaning manungso
yo mung kang pinter lan wicak moco tondho
(apa yang nampak hanyalah sebagai pertanda
maka seberuntungnya manusia
adalah yang pandai dan bijak menyikapi pertanda)
dd : madiun, sept08
ketika alam menjadi penguasa
dan semua harus bersahaja
salahkah jika sang elang memangsa si pipit
ketika hati kehilangan mata
dan culas-curiga meraja
salahkah jika nalar berkata tidak
ketika kaidah kematian kata-kata
dan human being tinggal wacana
haruskah
mata menjadi buta
telinga menjadi tuli
dan mulut menjadi bisu
haruskah pengetahuan dikebiri
ketika agama dan dogma tinggal ritual
kemanakah akhir dari pelarian berhenti
(apa) yang masih bisa dipercaya
kalau hitam putih tak lagi berbeda
(sunguh pengetahuan masih diperlukan
agar rahasia-rahasia tetap terbuka dan terjaga)
dd : madiun, sept08
renungan (2)
ketika perbuatan harus ditimbang
dan pertanggungjawaban harus diperhitungkan
masihkah manusia menjadi makhluk yang berpikir
ketika kalimat-kalimat bijak dibaca terbalik
saat pemaafan dan pemanfaatan menjadi polemik
masihkah nurani mendapatkan kesempatan menyampaikan kebenaran
ketika ketulusan tak terbaca lagi
dan untung-rugi menjadi berhala
masihkah ada kesahajaan yang dipuja
ketika segala berkata atas nama ‘aku’
masihkan diperlukan ajaran-ajaran suci
lantas kemana arah hidup tertuju
(apa) yang pantas menjadi panutan
kalau jalan lurus pun terbias
(sungguh pemahaman masih sangat penting
agar keyakinan tak slah tempat)
dd : madiun, sept08
renungan (3)
opo kan kathon iku amung tondho
mulo sak begjo-begjaning manungso
yo mung kang pinter lan wicak moco tondho
(apa yang nampak hanyalah sebagai pertanda
maka seberuntungnya manusia
adalah yang pandai dan bijak menyikapi pertanda)
dd : madiun, sept08
Komentar