seks etalase
seks etalase
berat udara merambat lambat
satu-persatu kabut merapat padat
menciptakan gugus putih pekat
pada kelokan jalan menanjak
sekelompok kupu-kupu bersolek
sebentar sayap-sayap mengepak
menebarkan indah merambah
lengkap anak panah mengarah
sasarkan rayuan mandah
ruang kaca satu arah
berbenderang neon-neon warna
mengkilat tubuh-tubuh molek menggugah
tergantung nama dan harga
meliuk-menggeliat malam kian merambah
menunggu sapa jiwa gulana
sebuah pintu gerbang tertutup rapat
hanya untuk anggota
barisan kata siap mencegat
jelas sekali mengarti tiap kata
bukan kerabat bukan sahabat
entah pesta apa lagi terjadi di dalam sana
sesak menghimpit menilai hasrat
perseteruan abadi dogma-syahwat
sesaat mengkelebat rapal azimat
memilah nikmat pun laknat
menentu jalan selamat
lelaki renta terbang
memandang gamang lukisan malam
mencoba mencari jawab mengawang
pada lembar kelam
mengurai sulaman hidup
sesaat meredup kuncup
menaruh harap perawan kecil terjaga
tak lembar jalan menjelaga
kala akhir harus disapa
berat udara merambat lambat
satu-persatu kabut merapat padat
ciptakan gugus putih pekat
secuil beban terasa klise
dalam catatan sebelum dan sesudah
seiring renta tangang tengadah
pada sebuah etalase
dd : sanur-madiun, agust08
berat udara merambat lambat
satu-persatu kabut merapat padat
menciptakan gugus putih pekat
pada kelokan jalan menanjak
sekelompok kupu-kupu bersolek
sebentar sayap-sayap mengepak
menebarkan indah merambah
lengkap anak panah mengarah
sasarkan rayuan mandah
ruang kaca satu arah
berbenderang neon-neon warna
mengkilat tubuh-tubuh molek menggugah
tergantung nama dan harga
meliuk-menggeliat malam kian merambah
menunggu sapa jiwa gulana
sebuah pintu gerbang tertutup rapat
hanya untuk anggota
barisan kata siap mencegat
jelas sekali mengarti tiap kata
bukan kerabat bukan sahabat
entah pesta apa lagi terjadi di dalam sana
sesak menghimpit menilai hasrat
perseteruan abadi dogma-syahwat
sesaat mengkelebat rapal azimat
memilah nikmat pun laknat
menentu jalan selamat
lelaki renta terbang
memandang gamang lukisan malam
mencoba mencari jawab mengawang
pada lembar kelam
mengurai sulaman hidup
sesaat meredup kuncup
menaruh harap perawan kecil terjaga
tak lembar jalan menjelaga
kala akhir harus disapa
berat udara merambat lambat
satu-persatu kabut merapat padat
ciptakan gugus putih pekat
secuil beban terasa klise
dalam catatan sebelum dan sesudah
seiring renta tangang tengadah
pada sebuah etalase
dd : sanur-madiun, agust08
Komentar