sajak kampung telanjang

sajak kampung telanjang


si ajeng berdiri di pinggir jalan, telanjang
si rusli melintas jalan, telanjang
si jorna, si yus, si dayat, si fitri, si kenary, si zera, si arra, si kiki
dan masih banyak lagi si si si si yang lain
telanjang
mereka semua telanjang
mereka telanjang
tak nampak canggung di wajah-wajah mereka
tak terlihat si fitri menutup dada dan pangkal pahanya
tak ku lihat si jorna menggenggam selangkangannya
yang lain pun biasa
aku bertanya-tanya
ada apa dengan mereka
apa yang terjadi
atau memang ini kampung telanjang

aku berdiri di tugu perempatan kampung
aku sendiri saja setelah semalam menyendiri di pojok kampung
waktu itu pagi masih lumayan dini
aku menari berputar-putar
aku menelanjangi diri
satu-satu ku lepas seluruh bajuku
ku nyanyikan nyanyian telanjang
ku teriakkan keras-keras nyanyianku
ku tarikan tarian telanjang
ku putari tugu perempatan kampung
aku menari berputar-putar
aku telajang
aku bebas
aku masih menyanyi
aku masih menari
aku masih telanjang

sepasang, dua pasang, tiga pasang
tahu-tahu sudah berpuluh pasang mata
menyaksikan aksiku
aksi telanjangku
aksi kebebasanku
anak-anak bersorak-sorak
remaja putri dan ibu-ibu sebagian besar malu-malu melirik
namun ada pula satu-dua yang penuh hasrat memelototi aksiku
bapak-bapak dan remaja pria nampak acuh-acuh saja
hanya satu-dua yang tersipu
sepertinya mereka malu dengan aksi telanjangku
oo iya aku lupa
ini kan hari sabtu pon
hari pasaran di kampungku
hari penduduk kampung belanja di pasar kampung
pun pula penduduk kampung sebelah
banyak yang ikut belanja di pasar sabtu pon
sepertinya aksi telanjangku menggangu rutinitas mereka
aku tahu diri
akupun memungut satu-satu bajuku
tak ku pakai semua memang
hanya celana dalam saja aku pakai
lainya hanya ku gulung jadi satu
dan ku gamit di tangan kiriku
aku pun dengan sedikit ragu melangkah pulang

rupanya aksiku telah sampai di telingan bapak-ibuku
dan setiba aku di rumah mereka telah siap menyambut kedatanganku
yang aku heran mereka justru menyampaikan kata-kata menghibur
mereka tak memarahi atau menyalahkan aksiku
mereka malah berbangga atas aksiku
mereka pun menyarankan aku untuk lebih total
memainkan aksi telanjangku
hanya pesannya supaya aku mencari waktu dan tempat yang memungkinkan
untuk aku mewujudkan totalitas aksi telanjang
ah terima kasih bapak-ibu
aku akan wujudkan
totalitas telanjang

si ajeng, si rusli, si jorna, si yus, si dayat, si fitri, si kenary, si zera, si arra, si kiki
dan masih banyak lagi si si si si yang lain
kalian pemilik kampung telanjang
undang aku ke kampungmu
beri tempat aku untuk tunjukkan ketelanjanganku
dan beri kesempatan aku untuk berbagi nikmat
dalam tarian telanjang
dalam nyanyian telanjang
dalam telanjang

dd : mn, agust08

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

balada kampung kaki