cangklong terakhir

cangklong terakhir

nak, belikan bapak tembakau
satu genggam saja cukup
untuk teman malam ini
cangklong telah lama mengerak
rindu harum tembakau
paru-paru telah lama kering
asap hidup lama tak menyapa

cepatlah, nak
sebelum sore datang
kerna mendung telah menghitam
mungkin sebentar lagi hujan turun
warung tembakau pun tutup selepas maghrib
jadi cepatlah belikan bapak segenggam tembakau
agar bapak tenang menghadapi malam

cangklong telah terisi penuh tembakau
di genggam kiri
pemantik telah terisi minyak penuh
di genggam kanan
sebentar asap putih mengepul-ngepul mengawan
membuka jalan terawang
membacakan catatan keyakinan
lelaki senja duduk tenang di dipan bambu
bersandar tiang gubug sendiri
menikmati perjalanan singkat
menanti sang penjemput

asap putih berjajar di pelataran
memagar arah memberi jalan kereta kencana
menuju istana penantian
didampingi bidadari-bidadari
diiringi gumaman pujian

selamat jalan pemilik cangklong


mn, agust08


[tulisan ini sebenarnya post untuk seorang teman,
namun krn sudah tidak dibutuhkan,
dengan terpaksa di-post di halaman ini]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kuraih ruh-ku

balada kampung kaki